Rabu, 09 Januari 2013

WATU KETEGANG , JEJAK WALI PENYEBAR ISLAM

WATU KETEGANG- batu peninggalan bersejarah para wali

Bungo...konon sebelum menjadi daratan seperti sekarang, desa ini berbentuk pulau kecil diantara selat Muria dan laut Jawa. sekitar awal abad ke 13 masehi masih sering terjadi rob dan berawa rawa blm banyak penghuninya khususnya di Bungo bagian utara. pd periode itu penyebaran agama Islam oleh para wali yg berpusat pemerintahan di Demak Bintoro berkembang pesat ke seluruh wilayah jawa khususnya bagian jawa utara atau daerah pesisir. Bungo merupakan daerah pesisir kala itu dan sangat mungkin disinggahi oleh para Musafir dan pendakwah Islam. menurut cerita....Syeh Malaya atau Kanjeng Sunan Kalijaga melakukan perjalanan dan pengembaraan ke Selat Muria Laut utara Jawa, di suatu tempat yaitu perbatasan desa Bungo da Mutih sekarang beliau hendak menunaikan sholat, saat itu Laut Jawa masih menghampar sampai tepi batas desa Bungo Utara, berdasarkan syariat Islam sebelum sholat diawali dg wudlu utk menghilangkan hadats kecil. Nah, Syeh Malaya segera mengambil air wudlu dari tepi laut tersebut dengan menggunakan alas Batu(Bancikan Watu). Batu tempat pijakannya itu sampai sekarang masih ada di sana, oleh masyarakat batu tersebut dinamakan WATU KETEGANG karena berada di ketegang batas wilayah desa Bungo dengan Mutih.

Bukan bermaksud mengkultuskan benda atau berbuat syirik, batu tersebut adalah salah satu bukti sejarah bahwa agama Islam sudah masuk diwilayah Laut utara jawa khususnya di Desa Bungo, oleh sebab itu hendaknya menjadi tugas kita untuk menjaga melindungi benda benda bersejarah untuk dapat dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya.

Terlepas benat tidaknya sejarah itu memang masih membutuhkan kajian dan penelitian secara komprehensif.

10 Januari 2013-Shodiqin
pemerhati sejarah Bungo